Tuesday, August 8, 2017

Lakina Wali Ke-XXIII (La Ode Madiambo/1935-1946 M) & Lakina Wali Ke-XXIV (La Ode Hasahu Tarahayani/2013-Sekarang)

Pada masa pemerintahan Lakina Wali ke-23 La Ode Madiambo pernah kedatangan sanggila/pengacau dari Tobelo terakhir untuk merampok di Binongko. Maka Beliau ini menggerakkan pasukan Raja Wali sehingga perahu perang Tobelo dapat dimusnahkan. (La Rabu Mbaru, 2016: 111).
Sejak Kesultanan Buton bergabung menjadi bagian wilayah NKRI pada 1946, itu berarti menandakan berakhirnya kekuasaan kesultanan dan secara langsung hal itu juga mengakhiri pemerintahan adat (sarano) Wali atau Lakina Wali selama 67 tahun, dari 1946 sampai 2013. Melalui kesepakatan bersama dan beberpa kali musyawarah, maka Sara Hu’u dan Sara Agama memutuskan untuk membentuk kembali pemerintaha adat Binongko.

Pada 28 Agustus 2013 pukul 09.00 pagi bertempat di Baruga Sarano Wali Kelurahan Wali Kecamatan Binongko Kabupaten Wakatobi, maka Sara Hu’u/ Tokoh Adat dan Sara Agama (Tokoh Agama) sebagai Sara Hukumu (Sara Pemberi Keputusan), memutuskan dan menetapkan La Ode Hasahu Tarahayani sebagai Lakina Wali ke-24 dan menjabat sampai sekarang. Laode Hasahu Tarahayani berdasarkan silsilah Lakina Wali merupakan cucu Lakina Wali ke- 22 La Ode Arasa dan Lakina Wali ke-23 La Ode Madiambo. (La Rabu Mbaru, 2016: 145).

Lakina Wali Ke-XXII (La Ode Arasa/La Ode Arasi/1927-1935 M)

La Ode Arasa/La Ode Arasi sebagai Lakina Wali ke-22, bersama Bonto Siolimbona Haji Tahiri Mansuana, dan Lakina Agama La Ode Jaidi, selalu bersama dalam mengatur dan melindungi masyarakat Binongko. Pada suatu saat di Wali didatangi oleh Bangsawan Buton dan beberapa orang Kolonial Belanda dengan senjata lengkap dalam rangka kerja paksa Rodi untuk meneruskan
pekerjaan jalan keliling Binongko dan sebagian masyarakat Binongko dipekerjakan
dipenggalian Aspal Buton di Kabongka. (La Rabu Mbaru, 2016: 110)

Lakina Wali Ke-XXI (La Ode Potemba/1922-1927 M)

La Ode Potemba bergelar Iyaro Wasintalalo (kecintaan yang sangat dalam terhadap rakyat Binongko) karena beliau dalam memikul tanggung jawab sebagai Lakina Wali ke-21 atau Kepala Pemerintahan Adat (Sarano) Wali Binongko selalu melindungi rakyatnya dari segala perbudakan para bangsawan tertentu yang tidak punya perikemanusiaan dan perikeadilan. Mereka tidak sadar bahwa manusia ciptaan Allah Swt. yang sama-sama punya perasaan (penamisi) yang pada suatu saat nanti kita kembali menghadap kepada-Nya, untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita selama hidup di dunia. (La Rabu Mbaru, 2016: 110)

Lakina Wali Ke-XX (La Ode Falisu/1916-1922M)

Selama 6 tahun La Ode Falisu menjalankan tugas sebagai Lakina Wali ke-20, kemudian pada tahun 1922 La Ode Falisu meninggal dunia di Wali dan berdasarkan keputusan sarano wali digantikan oleh adiknya bernama La Ode Potemba. (La Rabu Mbaru, 2016: 110).

Lakina Wali Ke-XIX (La Ode Aode/1899-1916 M)

La Ode Aode (Suami Wa Opu Loji) menjadi Lakina Wali ke-19 menggantikan mertuanya La Ode Murjani/Antar Maedani yang telah menjadi Sapati/Wakil Sultan Buton ke-32. Selama 17 tahun La Ode Aode menjalankan tugas sebagai Lakina Wali, tentunya di sana sini selalu ada tantangan dari berbagai pihak dalam melindungi rakyatnya. Tindakan kekerasan para penjajah menjadi jadi terhadap masyarakat lemah. (La Rabu Mbaru, 2016: 110).

Lakina Wali Ke-XVIII (La Ode Murjani/1890-1899 M)

La Ode Murjani atau bergelar Antara Maedhani adalah Lakina Wali Ke-XVIII (1890-1899 M). Pada tahun 1890, La Ode Murjani diangkat oleh Sarano Wali menjadi Lakina Wali ke-18 menggantikan Lakina Wali ke-17 La Ode Bangge. Pada masa pemerintahannya, ia bersama dengan La Ode Gorau (La Ode Burkene), La Ode Riende (Amaraba’ani) dan La Ode Ali Manangi sangat berjasa besar dalam memenangkan perang melawan La Cadi di Bombana Wulu Muna atas nama Kesultanan Buton. (La Rabu Mbaru, 2016: 109)

Lakina Wali Ke-XVII (La Ode Bangge/1885-1890 M)

Lakina Wali La Ode Bangge menerima tongkat Lakina Wali ke-17 dari Lakina Wali ke-16 La Ode Alimanangi berdasarkan musyawarah adat Wali. La Ode Bangge punya anak bernama La Ode Banggai penurun Iyaro Kapota dan Iyaro Liya. Karena usia La Ode Bangge sudah cukup tua lalu Beliau ini menyerahkan tongkat Lakina Wali kepada La Ode Murjani sesuai permintaannya yang juga sesuai hasil musyawarah adat Wali. La Ode Bangge memerintah menjadi Lakina Wali selama 5 tahun. Makam La Ode Bangge terdapat di Laandi andi Wali Binongko. (La Rabu Mbaru, 2016: 108).