Lakina
Wali berikutnya adalah La Ode Katimanuru dan beregelas sebagai Lakina Wali
Ke-VII. Dijelaskan dalam Culadha
Tape-Tape, La Ode Katimanuru dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana dan
pro-rakyat. Terbukti beliau bersama tokoh agama, berusaha membela dan
melindungi masyarakat Pulau Binongko dari gangguan bangsawan Buton yang suka
memeras, membuat kerusakan, serta merampas hak rakyat kecil yang dimotori oleh
Pemerintah Kolonial Belanda. Akibat berbagai paksaan,
penderitaan dan penindasan yang dirasakan oleh masyarakat Binongko, sehingga La Ode
Katimanuru bersama para tokoh lainnya secara diam-diam menyusun kekuatan untuk
melawan kekejaman pemerintah kolonial Belanda
dengan tekad Mate Wambaja Aso Waliwu,
artinya biar nyawa berpisah dengan badan yang penting untuk negara. Selama
tujuh tahun mengabdi sebagai Lakina Wali Ke-VII pada masyarakat Binongko,
beliapun wafat dan dimakamkan
di dalam Benteng Oihu Wali. Lalu kepemimpinanya diteruskan oleh
cucunya bernama La Ode Mendow sebagai Lakina Wali Ke-VIII. Dengan sifat
kepahlawanan La Ode Katimanuru dalam membela
rakyat Binongko sehingga beliau digelari oleh Sarano Wali
Binongko dengan nama Jampu, artinya dalam
dirinya tersimpan berbagai kebaikan dan patut di contohi. Sampai kini makam La Ode Katimanuru sering dikenal dengan nama
Kubur Jampu Oihu. (La
Rabu Mbaru, 2016)
No comments:
Post a Comment